Rabu, 19 Oktober 2016

Mengenal Asma Allah Al-Jabbar


pinterest

AL-JABBAR
(Yang Kehendaknya Tidak Diingkari)
Kata “Jabbar” diulang Al-Qur’an sebanyak 10 kali, dan hanya dalam satu kata ini dijadikan sebagai sifat Allah Swt.


Makna Kebahasaan Al-Jabbar

Al-Jabbar terambil dari kata yang terdiri dari tiga huruf yaitu: jim, ba, dan ra, yang mengandung makna “keagungan”, “ketinggian”, dan “istiqamah”. Secara bahasa, ia juga bisa berasal dari kata al-ijibar yang berarti “memaksa”.

Menurut Ibnu faris, Al-Jabbar artinya “Yang Perkasa”. Misalnya, kuda yang perkasa disebut dengan farasun jabbarun. Sedangkan menurut Ar-Razi, Al-Jabbar adalah “sifat untuk sesuatu yang tinggi dan tak terjangkau”. Misalnya: pohon kurma yang menjulang dan ujungnya tak terjangkau, dinamai nakhlah jabbarah.

Allah Al-Jabbar

Al-jabbar adalah salah satu nama nama Allah. Dengan sifat ini, Allah adalah Azat Yang Maha Kuasa, Maha Memaksa, yang kehendak-Nya tak dapat diingkari oleh siapa pun. Sifat ini ditegaskan Allah dalam firman-Nya:

“Dialah Allah yang tiada Tuhan (Yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang maha Perkasa, Yang Maha Kuasa”.

Allah berkuasa menjadikan orang-orang yang lemah, miskin, teraniaya, berduka dan yang sakit, menjadi semakin sengsara. Sebaliknya, Dia juga kuasa memberikan kekayaan kepada orang-orang miskin, membebaskan orang-orang yang teraniaya, menyembuhkan orang sakit, dan sebagainya.
Imam Al Ghazali berkata, “semua kehendak-Nya terhadap Individu makhluk-Nya, berlaku tanpa terhalangi oleh kehendak yang lain. Tak seorangpun dapat terlepas dari kekuasaan-Nya. Tanpa pertolongan-Nya, semua kekuatan menjadi tak berarti”.

Dzat Allah tak bisa terjangkau oleh akal pikiran dan penginderaan semua makhluk. Cahaya keagungan-Nya tidak dapat digapai oleh pengetahuan semua manusia. Dia adalah Yang maha Tinggi sehingga memaksa yang rendah untuk tunduk kepada yang dikehendaki-Nya. Kalau pun ada yang berusaha menjangkau ketinggian-Nya, maka Dia akan memaksanya sehingga semua bertekuk di hadapan-Nya.

“Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) Kepada Tuhan Yang Hidup Kekal lagi senantiasa mengurus(makhluk-Nya). Dan sesungguhnya telah merugilah orang yang melakukan kezaliman”.

Banyak sekali nash yang menunjukan keluhuran Allah atas hamba-hamba-Nya. Dia Yang Maha Suci bersemayam di atas Arsy, yang jauh dari jangkauan makhluk-Nya. Dia Yang Maha Suci bersemayam di atas Arsy, yang jauh dari jangkauan makhluk-Nya. Semua makhluk tunduk pada kekuasaan-Nya. Jika Dia memerintah sesuatu, maka sesuatu itu akan terjadi, seperti yang Dia kehendaki.

“Sesungguhnya urusan-Nya, apabila Dia menghendaki sesuatu, hanyalahberkata kepadanya, ‘Jadilah!’ Maka terjadilah ia”.

Jika sifat ini dikaitkan pada makhluk, maka akan memunculkan makna yang berkonotasi negatis, jelek, dan tercela. Manusia disebut Jabbar jika berlagak congkak, sewenang-wenang, tidak rendah hati dan tidak mau tunduk pada siapa pun. Hal ini seperti yang ditegaskan Allah dalam firman-Nya:

“Mereka berkata ‘Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa”.
Dalam ayat laindisebutkan: ”Dan itulah (kisah) kaum Ad yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan tuhan mereka, dan mendurhakai rasul –rasul Allah dan mereka Menuruti perintah semua pengusa yangsewenang-wenang lagi menentang (kebenaran)”.

Allah Swt mencela makhluk-Nya yang angkuh dan sombong. Sebab hanya Dia lah yang pantas menyombongkan diri.

Dalam hadits Qudsi, Allah berfirman: “Kemuliaan adalah pakaian-Ku, Keangkuhan adalah selendang-Ku, siapa yang mencoba merebutnya dari-Ku akan Ku-siksa”.


Karena Allah adalah Al-Jabbar, maka tiada lain bagi manusia untuk selalu mentaati segala kehendak-Nya. Allah memang berhendak atas segala sesuatu yang tidak mungkin bisa di tolerir oleh seluruh makhluk. Sebab Allah lah yang menciptakan seluruh makhluk, segala alam beserta isinya. Dengan kehendak-Nya pula, suatu saat nanti Dia akan meluluhlantakan jagat raya ini.

Sumber : Asma'ul Husna, For Succes in Business & Life (Dr.Muhammad Syafii Antonio, M.Ec)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar