Selasa, 18 Oktober 2016

Mengenal Asma Allah Al-Muhaimin

pinterest

AL-MUHAIMIN
Yang Maha Memelihara
Kata “Al-Muhaimin” ditemukan dalam 2 ayat Al-Qur’an. Ayat pertama mengandung makna sebagai “sifat Allah”, sedangkan satu lagi menunjuk pada sifat Al-Qur’an.

Makna Kebahasaan Al-Muhaimin

Kata Al-Muhaimin berasal dari haimana yuhaiminu, artinya “memelihara”, “menjaga”, “mengawasi”, dan “menjadi saksi terhadap sesuatu”. Sebagian ahli bahasa berpendapat bahwa kata ini sama dengan kata Al-Mu’min, karena asal kata Al-Muhaimin menurut mereka adalah Al-Muhaimin.

Allah Al-Muhaimin

Allah telah mengenalkan diri-Nya kepada kita bahwa Dia adalah Dzat Yang Maha Memelihara.
“Dialah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara”.

Allah bukan hanya Pencipta alam semesta ini, namun juga memelihara-nya dari kehancuran atau kebinasaan. Pemeliharaan yang dilakukan oleh Allah, berbeda dengan pemeliharaan ala manusia. Pemeliharaan yang dilakukan manusia bersifat terbatas, karena manusia sendiri serba terbatas. Sedangkan pemeliharaan Allah atas makhluk-Nya bersifat tetap dan tiada terbatas.

Berdasarkan makna ini, Allah selalu melihat dan mengetahui segala hal tentang makhluk-Nya, tanpa ada yang tertutupi. Firman-Nya:

“Kamu tidak berada pada suatu keadaan, tidak membaca satu ayat dari Al-Qur’an dan tidak melakukan suatu pekerjaan melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya”.

Dengan sifat ini, Allah menaungi hamba-Nya dari segala keadaan. Allah menjamin rezeki semua makhluk-Nya yang ada di muka Bumi. Allah pun telah mengirim para rasul yang membawa petunjuk agar kelangsungan hidup manusia berjalan dengan baik.

Sungguh, manusia tidak sepenuhnya berkuasa atas dirinya. Saat tertidur, misalnya, ia tak bisa mengendalikan dan mengawasi dirinya. Tetapi Allah lah yang menjaganya, sehingga, alat pernafasan, sistem peredaran darah, serta organ organ-organ tubuh kita tetap berfungsi sebagaimana mestinya.

Inilah salah satu bentuk pemeliharaan Allah atas makhluk-Nya. Suatu pemeliharaan yang agung, tak mungkin ditandingi oleh siapa pun.

Sejalan dengan pemahaman ini, Imam Al Khatabi menafsirkan, Al-muhaimin sebagai Dzat yang menyaksikan apa yang atau dilakukan oleh semua makhluk-Nya. Jadi, Allah mengawasi segala sesuatu dan menjaganya.

Menurut Imam Ghazali, pemeliharaan yang dilakukan Allah atas urusan makhluk-Nya meliputi sisi amal perbuatan, rezeki dan ajal mereka. Hal ini berdasarkan pengetahuan, penguasaan, dan pemeliharaan-Nya. Makna Al-Muhaimin seperti ini hanya dimiliki oleh Allah.

Berkenaan dengan itu, Imam Al Biqa’iy mengatakan, untuk memenuhi rasa damai dan aman yang terkandung dalam kata Al-Mu’min  dan As Salaam, misalnya, diperlukan pengetahuan yang sangat mendalam menyangkut hal-hal yang bersifat tersembunyi.  Itulah sebabnya kedua kata tersebut disusul dengan sifat-Nya: Al-Muhaimin.

Al-Muhaimin juga merupakan sifat Al-Qur’an yang berarti “ujian”, yakni; penentu benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalm kitab-kitab terdahulu.


“Dan kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an yang membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian”.


Sumber : Asma'ul Husna, For Succes in Business & Life (Dr.Muhammad Syafii Antonio, M.Ec)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar