pinterest
AS-SALAM
(Yang Memberi Keamanan)
Kata “As Salam” disebut 7 kali dalam Al-Qur’an. Akan tetapi,
penyebutan yang secara khusus menunjukan sebagai sifat Allah haya 1 kali.
Makna kebahasaan
Kata As-salam
terambil dari akar kata “salima” yang
maknanya berkisar pada “keselamatan” dan “keterhindaran dari segala yang
tercela”.
Menurut ibn Faris, keselamatan adalah keadaan terhindar dari
bencana, penderitaan dan gangguan.
Allah As-Salam
Allah adalah Dzat Yang Maha Sejahtera dan Pemberi
keselamatan. Salam keselamatan itu diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang
yang dikehendaki. Termasuk kepada para hamba-Nya yang ahli surga.
“(Kepada mereka
dikatakan) Salam, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang”.
Allah juga menamai malam Laitul
Qadr sebagai malam penuh kesejahtaraan, dan menamai surga sebagai “Dar al Salam”.
Allah sebagai As-Salam,
menyelamatkan hamba-hamba-Nya yang beriman dan marahabaya. Ia memberikan
kedamain, kasih sayang dan keselamatan di akhirat. Dia lah yang memegang kunci
utama segala keselamatan dan kedamaian.
“Dialah Allah yang
Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang maha Suci, Yang maha
Sejahtera”.
Para Ulama seperti Al Ghazali, Al Biqa’i, ibn al Araby dan
ibn Qayyim al Jauzy sepakat bahwa makna Salam adalah: terbebasnya Allah dari
segala aib, dari segala kekurangan sifat-Nya, dan dari segala kejahatan dan
keburukan perbuatan-Nya. Tiada keselamatan dan terhindar dari keburukan serta
aib yang diraih di dunia ini, kecuali merujuk kepada-Nya dan bersumber
dari-Nya.
Sebagai Dzat Pemberi keselamatan dan kesejahteraan, Allah
mendoakan Yahya As dengan nama Salam.
Allah Berfirman: “Kesejahteraan atas
dirinya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia
dibangkitkan kembali”.
Sebagai Dzat Yang Maha Salam,
Allah menganjurkan kita memberikan salam, baik kepada orang yang berbuat
baik kepada kita ataupun yang berbuat jahil. Hal itu dijelaskan dalam
firman-Nya; “Dan hamba-hamba tuhan yang
Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah
hati dan apabila orang-orang jahil mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang
baik”.
Allah memerintahka para hamba-Nya untuk menjauhi segala
kemaksiatan, kerusakan, dan bencana. Sebaliknya, dengan sifat As Salam-Nya, Dia mewajibkan kita untuk
menebarkan keselamatan di bumi ini.
Seorang mukmin yang mampu “menjiwai” ke-As-Salam-an sifat Allah, pasti selalu berusaha untuk menjadi
pribadi yang memberi kedamaian. Dia juga berperan dalam mengajak sesamanya
supaya berada di jalan keselamatan.
Sumber : Asma'ul Husna, For Succes in Business & Life (Dr.Muhammad Syafii Antonio, M.Ec)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar