Selasa, 18 Oktober 2016

Mengenal Asma Allah Ar-Rahman

pinterest

AR-RAHMAN
(Yang Maha Pengasih)

Kata "Ar-Rahman" disebut sebanyak 57 kali dalam Al-Qur'an. 
Semuanya menunjuk pada sifat Allah Swt.

Makna Kebahasaan Ar-Rahman

Kata Ar-Rahman berasal dari kata rahima, artinya"menyayangi" dan "mengasihi". Ibnu Faris (w. 395 H), seorang ulama ahli tata bahasa Arab mengatakan, semua kata yang terdiri dari huruf-huruf raa, haa dan mim, mengandung makna "kelemahlembutan", "kasih sayang" dan "kehalusan".

Allah Ar-Rahman

Perkataan Ar-Rahman telah disebutkan di dalam kitab-kitab terdahulu. Namun demikian, (pada masa itu) orang belum menyadari bahwa Ar-Rahman merupakan salah satu nama bagi Allah, Bahkan, orang-orang Arab jahiliyah pun belum mengenal kata ini.

AllahSwt berfirman; "Dan apabila dikatan kepada mereka, 'sujudlah kamu sekalian kepada Yang Maha Penyayang', mereka menjawab, 'siapakah Yang Maha Penyayang itu? Apakah kami akan sujud kepada Tuhan yang kamu perintahkan kami (bersujud kepada-Nya)?' Dan (perintah sujud itu) menambah mereka jauh (dari iman)".

Dalam firman-Nya yang lain disebutkan, kata Ar-Rahman merupakan salah satu nama Allah, sekaligus menunjukan sifat-Nya. Jadi barangsiapa yang menyeru dengan nama-Nya itu, berarti ia telah memuji dan mengagungkan Allah.

"Katakanlah, 'Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Asma'ul Husna (Nama nama yang terbaik)...."

"Segala puji bagi allah, Tuhan semesta alam. Maha pemurah lagi Maha Penyayang".

Rasulullah Saw bersabda, "Sesungguhnya seorang hamba yang membaca: 'Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam; maka Allah akan berfirman 'Hamba ku telah memuji-Ku; dan jika dia membaca 'Maha Pemurah lagi Maha Penyayang; Maka Allah berfirman, 'Hamba-Ku telah memuji-Ku".  

Sebagai Dzat yang menyandang nama dan sifat Ar-Rahman, Allah adalah Pencurah kasih sayang yang tiada terhingga. Dalam tata bahasa Arab, kata "Rahman" yang berpola fa'lain ini, termasuk isim mubalaghah (superlatif), Artinya, menerangkan sesuatu yang "sangat" atau "paling".

Ke-Rahman-an Allah tercurah kepada seluruh makhluk tanpa terkecuali. Allah menegaskan hal ini dalam firman-Nya; "Rahmat-Ku meliputi segala sesuatu"

Dalam sebuah hadits disebutkan; "Allah Swt menjadikan rahmat itu seratus bagian, disimpan disisi-Nya sembilan puluh sembilan dan diturunkan-Nya ke bumi ini satu bagian; yang satu bagian inilah yang dibagikan ke seluruh makhluk, (yang tercermin antara lain) pada seekor binatang yang mengangkat kaki dari anaknya, terdorong dari rahmat kasih sayang, khawatir jangan sampai menyakitinya".

Hanya dengan rahmat-Nya yang satu bagian itu, kita dapat menyaksikan perilaku hewan seperti yang dicontohkan dalam hadits diatas. Hanya melalui Rahmat-Nya, seekor harimau, misalnya, tidak mau memangsa anaknya sendiri. Malah, ia rela bersusah payah menjaga dan mengajarkan anaknya untuk bertahan hidup tanpa mengharap balas jasa. Hanya berkat rahmat-Nya pula, seekor ulat bisa hidup tanpa makan berhari-hari ketika bermetamorfosis untuk menjadi kupu-kupu. Semua itu hanyalah contoh kecil dari kemahabesaran rahmat allah yang terhampar luas di muka bumi ini.

Begitulah Allah memberi perumpamaan mengenai rahmat-Nya itu, kehidupan makhluk dan dunia ini bisa tetap berlangsung. Itulah sebabnya, kita harus senantiasa menyeru dan menyembah Allah dengan mengagungkan sifat-Nya, Ar-Rahman.

"Katakanlah; 'serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu, dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah diantara kedua itu".

Disamping itu, Allah memang menurunkan musibah atau bencana. Baik berupa sakit, cacat tubuh/mental, kecelakaan, kelaparan, kemarau panjang, hujan deras yang berakibat banjir, angin topan, gempa dan yang lainnya. Tetapi yakinlah, semua itu Allah berikan agar manusia berfikir serta bisa mengambil hikmah dari kejadian tersebut. Apalagi Allah pun tidak memberikan cobaan di luar batas kemampuan manusianya.
"Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barang siapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu".

Sumber : Asma'ul Husna, For Succes in Business & Life (Dr.Muhammad Syafii Antonio, M.Ec)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar